Proses pengolahan terhadap air baku (raw water) pada prinsipnya meliputi perlakuan secara
fisika dan secara kimia sehingga pada akhirnya diperoleh AMDK (Air Minum Dalam
Kemasan) sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan aman untuk dikonsumsi langsung.
Adapun proses pengolahan AMDK melalui beberapa tahapan, tahapan-tahapan tersebut
adalah penampungan air, pengolahan air (water treatment), sterilisasi air, pengisian, dan
pengemasan produk.
1. Proses Penampungan Air
Proses penampungan air adalah proses pemindahan air dari sumber, dalam hal ini mata air, ke
tanki penampung yaitu tangki air baku. Sumber air yang berada di Ciburial dialirkan melalui
pipa-pipa yang dipompa ke tanki penampungan air baku yang terbuat dari stainless steel
dengan debit 500 lt/detik. Kapasitas air di tanki air baku sebesar 3 m3. Untuk selanjutnya
dipompa ke unit pengolahan air (water treatment).
2. Proses Pengolahan Air
|
Water Treatment |
Proses pengolahan air baku di unit water treatment merupakan proses pengolahan untuk
memperoleh treated water, yaitu air bersih yang secara kualitas fisika maupun kimia sudah
sesuai standar air minum dan kualitasnya secara mikrobiologis juga sudah lebih baik dari air
baku, sehingga tidak mengganggu kesehatan dan dapat menstabilkan komposisi mineral di
dalamnya. Dari unit pengolahan ini dihasilkan air yang sudah jernih, tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau. Serta tidak mengandung logam berbahaya seperti Fe dan Mn dalam
jumlah yang membahayakan kesehatan jika dikonsumsi oleh tubuh.
Dalam proses pengolahan air, air baku akan mengalami proses filtrasi. Proses filtrasi pada
dasarnya ialah melewatkan air melalui lapisan bahan yang berpori misalnya pasir, arang aktif
atau lainnya. Dengan demikian benda atau partikel-partikel yang lebih besar dari pori filter
akan tertahan di atas pori filter tersebut.
Proses filtrasi atau penyaringan pada unit water treatment dilakukan melalui 3 tahap
penyaringan atau filter, yaitu sand filter, carbon filter dan micron filter. Dalam sand filter
terjadi proses penyaringan partike-partikel kotoran. Pada proses filtrasi, bahan koloid akan
tertahan yaitu dalam bentuk lapisan gelatin, sedangkan ion-ion yang larut dalam air akan
dinetralkan oleh ion-ion pasir (sebagian partikel pasir juga mengalami ionisasi di dalam
filter). Dengan demikian sifat air akan berubah karena terjadi netralisasi tersebut. Di samping
itu, lapisan zooglial pasir yang mengandung organisme hidup akan memakan bahan organis,
jadi akan membersihkan air. Dengan demikian cara kerja pasir penyaring dapat secara
mekanis, elektrolisis dan bakterisidal.
Pasir yang digunakan pada proses filtrasi harus bersih, keras dan tahan. Bahan penyaring
terdiri dari pasir yang cukup kasar dan ditempatkan di atas koral/kerikil yang ditempatkan
secara berlapis-lapis. Besar butir pasir yang digunakan akan mempengaruhi keefektifan
proses filtrasi. Pada waktu tertentu, pasir penyaring harus dicuci dengan cara back washed
sistem yaitu air dialirkan secara terbalik atau berlawanan dengan aliran air selama
penyaringan (dari bawah ke atas), dengan kecepatan yang memungkinkan pasir mengalami
pemuaian (ekspansi) sehingga proses filtrasi tetap efisien.
Dari sand filter, air masuk ke dalam tanki carbon filter. Dalam filter ini partikel-partikel kecil
yang terlewat dari sand filter cepat diserap oleh karbon aktif dengan kapasitas penyerapan
tinggi. Tujuan penyaringan menggunakan carbon filter ini agar terjadi proses penyerapan
untuk menghilangkan residu, netralisasi bau, warna, rasa, serta penyaringan partikel-partikel
air yang lolos dari sand filter.
Karbon aktif dibuat dengan pembakaran bahan-bahan yang kaya akan unsur karbon (C)
seperti kayu atau batu bara dengan cara mengurangi oksigen untuk menghindari
pembentukan karbondioksida. Adanya temperatur yang tinggi juga dapat menyebabkan
terjadinya desorpsi beberapa senyawa organik. Karena itu karbon aktif mempunyai kapasitas
penyerapan yang tinggi terhadap zat-zat organik yang ada dalam air. Aktifitas karbon ini
dipengaruhi oleh perbedaan ukuran pori-pori di dalamnya, kemurnian unsur-unsur organik
(karbon) dari bahan mentah dan metode pembuatannya.
Sedangkan pada micron filter terjadi proses penyaringan partikel-partikel air yang masih
lolos dari carbon filter. Ukuran micron filter yang digunakan dalam pengolahan air ini terdiri
dari dua ukuran yaitu ukuran tiga micron dan satu micron.
3. Proses pensucihamaan (sterilisasi)
Proses pensucihamaan yaitu proses yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme
patogen yang dapat membahayakan manusia yang terdapat di dalam air dengan menggunakan
catridge dan ozone.
Tujuan adanya cartidge untuk menahan
mikroorganisme dan menyaring kotoran-kotoran
halus yang mungkin masuk ke dalam air. Dalam proses sterilisasi, air
diinjeksi oleh ozone.
Gas ozone adalah gas yang tidak stabil dan mudah terurai menjadi gas O2
dan On. Dalam
proses ozonisasi, gas terebut akan dicampur dengan air secara seksama.
Gelembunggelembung ozone menyebar ke seluruh bagian air dan secara aktif
mengoksidasi air termasuk
bakteri dan mikroorganisme lainnya. Konsentrasi ozone yang diinjeksi ke
dalam kemasan
tidak akan meninggalkan residu pada produk akhir karena ozone tersebut
akan berubah
menjadi oksigen.
Dengan demikian pada proses ozonisasi, air yang dihasilkan akan lebih bersih dan lebih segar
dibandingkan dengan hasil proses klorinasi. Kelebihan proses ini adalah tidak meninggalkan
residu dan sangat efektif menghilangkan rasa, warna serta bau yang sukar dihilangkan dengan
cara lain.
Ozone dibandingkan klorin lebih efektif dalam menginaktivasi virus, serta kecepatan
desinfeksi lebih besar, tidak ada limbah toksik, akan tetapi harganya 3 kali lebih mahal dan
tidak ada proteksi terhadap pertumbuhan kembali mikroorganisme.
Air yang telah diinjeksi ozone kemudian masuk ke dalam tanki penampungan agar proses
pencampuran lebih sempurna. Dari tanki tersebut air masuk ke dalam filter yang berukuran
0.2 micron. Setelah proses filtrasi ini kemudian air dialirkan ke masin g-masing bagian mesin
pengisian (filling machine).
4. Proses Pengisian
|
Proses Pengisian Galon |
Sebelum masuk ke proses pengisian, galon yang digunakan diseleksi, dicuci, masuk ke mesin
washer galon kemudian masuk filling dan capping galon. Galon yang digunakan ada dua
macam yaitu galon baru dan galon yang berasal dari konsumen. Galon-galon dari konsumen
diseleksi oleh bagian seleksi galon di ruang penampungan galon dan kemudian dipisahkan.
Galon yang dapat digunakan untuk diisi masuk ke ruang pencucian.
Pencucian galon bertujuan untuk membersihkan galon baik bagian dalam maupun luar.
Proses pencucian galon di ruang pencucian melalui tahap sebagai berikut :
a. Pencucian bagian luar galon
Bagian luar galon dicuci secara manual dengan air yang telah dicampur dengan sabun untuk
menghilangkan kotoran yang terdapat di bagian luar galon.
b. Penyemprotan larutan PC
Galon disemprot dengan larutan PC untuk menghilangkan kotoran dan mikroorganisme yang
terdapat di dalam galon.
c. Rinsing galon
Galon dibilas dengan menggunakan air, dengan tujuan untuk menghilangkan sisa-sisa PC.
Galon yang sudah bersih baik bagian luar maupun dalam disanitasi atau disterilisasi dengan
menggunakan mesin washer galon. Kemudian galon diisi di bagian filler galon. Setelah diisi
galon ditutup dengan menggunakan mesin capper.
Air yang diisikan pada galon berasal dari tanki penampung air yang telah mengalami
ozonisasi.
5. Proses Pengemasan
Tahapan terakhir setelah proses pengisian adalah pengemasan termasuk pemasangan label
dan cap seal. Setelah itu galon dimasukkan ke dalam gudang dan siap untuk disebarkan ke
distributor-distributor minuman air dalam kemasan.